Selasa, 25 Desember 2012
Kamis, 06 Desember 2012
Bandung Lautan Api
Bandung 1946 |
Peristiwa ini dilatarbelakangi
oleh kedatangan para pasukan tentara sekutu dan NICA (Netherlands Indies Civil Administration) pada 17 Oktober ’45
TKR :“Mari kita ambil alih persenjataan
ini”
Pemuda :“Siaapp”
(Tiba-tiba
pasukan Sekutu dan NICA datang dan menimbulkan sengketa)
Pasukan
Sekutu :“Akhirnya kita tiba juga di kota
Bandung ini”
TKR
& Pemuda :“Apa tujuan kalian datang
kemari?”
(Pasukan
Sekutu tidak menjawabnya, mereka malah membuat masalah denagn pasukan TKR)
(Pada tanggal 21 November ‘45):
Tentara
Sekutu :“Kami akan memberikan ultimatum
pada kalian agar menyerahkan yang telah dirampas oleh kalian bersama para
pemuda”
TKR :“Kami
tidak akan menyerahkannya”
Tentara
Sekutu :“Dasar keras kepala, bukan hanya
itu tapi kami juga akan memberikan ultimatum pada kalian agar mengosongkan kota
Bandung bagian Utara paling lambat sampai tanggal 29 Oktober ‘45”.
Pemuda :“Mengapa kami harus melakukannya”
Tentara
Sekutu :“Sudahlah lakukan saja!!! Toh ini
juga demi keamanan kalian”
Pemuda :“Kami tetap tidak mau!!!”
(Pada tanggal 23 Maret ’46
tentara sekutu mengeluarkan ultimatum yang kedua kalinya)
Tentara Sekutu :“Hai, para TKR
kalian begitu keras kepala untuk itu kami mengeluarkan ultimatum yang kedua
kalinya yang telah kami keluarkan waktu itu”
TKR :“Sudah kami bilang, kan. Kami akan
tetap pada pendirian kami dan tidak akan pernah berubah”
Tentara
Sekutu :“Jika kalian ingin selamat, maka Besok
kosongkanlah kota Bandung Utara paling lambat pukul 14.00 WIB
TKR :“Dasar kalian penjajah!!!”
(Sehari sebelum ultimatum itu
pun, telah keluar perintah dari Pemerintah Pusat di Jakarta untuk mengosongkan
kota Bandung Utara. Akan tetapi, markas TRI di Yogyakarta meminta sebaliknya”
(Pada saat Persiapan rencana
Bandung Lautan Api terjadi pukul 17.00, mereka sudah mengetahui bahwa pasukan
sekutu mengeluarkan ultimatum untuk digunkan sebagai markas mereka.)
Mayor
Sumarsono :“Rencana kalian apakah sudah
siap?” (dengan pandangan yang lurus ke arah meja yang ada di depan nya.
Para
pemuda :“Siap colonel!!!. Kami sudah membuat rencana agar
Pasukan Sekutu tidak dapat membawa keuntungan dari negeri parahyangan ini.”
(Menjawab dengan tegas dan diwakili oleh salah satu tokoh pemuda).
Mayor
Sumarsono :“Apa rencana kalian?” (disertai
dengan rasa penasaran yang tinggi)
Para
pemuda :“Menurut kami sebaiknya kita
membakar Bandung bagian utara, karena tempat itu akan dijadikan markas oleh
mereka.”
Mayor
Sumarsono :“Itu rencana yang baik. Tapi
bagaimana dengan rakyat kita?”
Para
Pemuda :“Sebaiknya kita evakuasi
rakyat ke bagian Bandung Selatan agar mereka selamat.”
Mayor
Sumarsono :“Saya setuju dengan rencana
kalian”
(Malam tiba sekitar pukul 19.00
WIB)
A.H.
Nasution :“Seger evakuasi Rakyat!!” Cepat
kalian harus pergi ke Bandung Selatan.
Pemuda :“Baik colonel.
A.H.
Nasution :“Lebih Cepat Lagi. Siapa yang
rela dikorbankan untuk ikut pengeboman ke Bandung Utara?”.
Moch.
Toha :“Bung, saya dengan sukarela
membakar semua yang saya punya, termasuk jantung saya demi perjuangan di tatar Parahyangan
ini”.
A.H.
Nasutiom :”Baik bung, mari bergabung,
hanya pemuda seperti anda yang mampu menjadi kan tatar Parahyangan ini menjadi
panas dan membara”
Lalu Seluruh rakyat dan colonel
A.H. Nasution pergi ke Bandung Selatan. Dan Ia mengirimkan pesan ke seluruh
pemerintahan kota Bandung agar meninggalkan kota itu secepatnya.
(Keesokan harinya pada pukul 20.00
WIB, Sekelompok pemuda, berlari menuju pusat kota Paris Van Java bagian Utara.
Derap derap langkah mereka terdengar, nafas yang terengah-engah pun
menjadi pengiring derap langkah mereka.)
Moch.
Toha :”Ayo kita bom tempat ini!!!”(dengan
semangat dan loyalitas yang sangat tinggi)
Ramdan :”Demi
tatar parahyangan ini!!!Kita akan berjuang sampai titik darah penghabisan”
Moch.
Toha :”Berjuanglah semua!!!”
Ramdan :”Ayo letakkan bom di Gudang senjata
dan amunisi ini!!!”
Moch.Toha :”Baik. Aku akan melakukannya demi tanah
kelahiranku.”
Ramdan :”Kobarkan semangat juang ’45!!!”
Detik-detik
akan meledaknya bom itu. Semuanya menantikan kemenangan tersebut. Sirine pun
mulai menghiung.
Ramdan :”Sirine sudah mulai menghiung,
pertanda sudah dimulai. Cepat aktifkan bom itu, jangan ragu bung!!!”
Moch.
Toha :”Ayo, kita mulai!!!. (Dengan
penuh semangat dan perjuangan
Ramdan :”Ayo, lempar bomnya!!!.
(DUUARRRR!!!
DUUARRRR!!! DUUARRRR!!! Terdengar suara bom yang sudah dilemparkan tadi).
Bom
itu pun meledak bersama pemuda pemberani Moch. Toha dan Ramdan serta Musuh
mereka. Bandung yang dingin pun berubah menjadi lautan api yang menghanguskan
seluruh rumah dan harta benda milik rakyat kota Bandung. MERDEKAAA!!!
MERDEKAAA!!! MERDEKA!!!
-SEKIAN-
Kesimpulan : Peristiwa ini merupakan bukti perjuangan para
pahlawan dan rakyat kita demi tanah air ini yang dilakukan tanpa pamrih. Oleh
karena itu kita harus mempertahankannya dengan semangat nasionalisme. Dan
peristiwa ini dikenang dalam lagu “Halo-halo Bandung” karangan Ismail Marzuki
yang menceritakan betapa sedihnya rakyat ketika terjadi pembumi hangusan kota
kelahiran mereka sendiri dan perjuangan mereka yang rela mengorbankan
segalanya.
Selasa, 04 Desember 2012
Senin, 03 Desember 2012
Karya : Ayu Andini
Andaikan aku jadi bulan
Aku ingin menjadi sahabat bintang
Ingin selalu ditemaninya
Bersama menerangi malam
Namun itu tidak akan pernah terjadi
Karena bintang sudah mempunyai bulan
Dan aku tidak bisa menjadi bulan
Karena bulan tidak akan pernah menjadi dua
Bulan yang dipunyai bintang sekarang,
Amatlah cantik
Tidak seperti aku
Yang selalu merindukan cahaya bintang yang berkerlip
Matahari,mungkin itu lah aku
Aku hanya bisa berdiri sendiri
Tidak ada yang menemani
Tidak seperti bulan,ada bintang
Bintang,aku percaya,
Dimatamu ada cinta
Di hatimu terdapat kasih
Di telapak tanganmu tertulis sayang
Tapi di dirimu apakah tergambar diriku ?
Apakah kau ingat aku
Walau hanya sekejap
Sangat berarti bagiku
Bila ku jadi temanmu
Aku ingin bintang yang mengusap air mataku
Hanya dia yang menghiasi kehidupanku
Seperti matahari mengusap embun pagi
Dan seperti bulan menghiasi langit malam
Kadang aku sangat iri kepada bulan
Yang selalu ditemani bintang
Tak pernah lepas, selalu erat
Sampai aku menjemput pagi
Tapi mengapa
Setiap aku datang bintang selalu pergi
Memang aku tak secantik bulan
Tak seindah sinarnya
Tunggu, tapi ternyata aku salah
Walaupun aku berdiri sendiri
Tidak seperti bulan
Yang selalu ditemani bintang
Cahaya mereka tidak sebenderang cahayaku
Cahayaku bisa menemani orang lain
Bisa membantu orang lain
Sinarku sangat berguna
Aku lah matahari itu
Yang cahayanya tak akan pernah redup
Walau ku hanya berdiri sendiri
Aku matahari tanpa teman
[cr:Ayu Andini P]
) no-repeat Center top; text-align:justify; font-size:100%; padding:10px">
hhytyhty
hhytyhty
Langganan:
Postingan (Atom)